Laman

Senin, 06 Desember 2010

Menulis di Media Massa

[Sharing Alumni] 
Pembicara : Hidayatus Sufyan, ST 

Berdasarkan pengalaman pembicara, sepak terjang di dunia karirnya tidak jauh dari yang namanya menulis. Pertama kali, beliau ditunjuk oleh dosen sebagai asistennya karena tulisannya yang pernah dimuat di harian Pikiran Rakyat dibaca oleh dosen dan dosen tersebut terkesima. Beliau juga ditawari menjadi engineer di sebuah perusahaan di Bandung juga karena tulisannya dibaca oleh petinggi perusahaan. Pria dengan perawakan sedang ini punya beberapa alasan untuk menulis. Menurut beliau, menulis dimulai ketika duduk di kursi dan jari-jari menyentuh keyboard. Apapun tuts keyboard yang Anda tulis, itulah awal mula dari kegiatan yang dinamakan menulis. 

Mengapa Kang Sufyan tertarik untuk menulis? Berikut alasan yang beliau paparkan:

  • Dengan menulis, beliau merasa terlihat lebih pintar karena dengan tulisannya yang banyak di media massa, rating untuk eksistensi beliau pun meningkat, sehingga orang-orang dapat membicarakan beliau.
  •  Ingin mengungkapkan sesuatu dengan tulisan. Sastra yang berkembang sekarang ini bisa membuat orang menangis walaupun hanya sekedar membacanya, contohnya novel. Hal itulah yang ingin beliau ungkapkan ke orang-orang. Beliau ingin agar orang-orang bisa membaca dan memahami apa yang beliau pikirkan dan apa yang beliau rasakan.
  • Historical impulse. Transkripsi-transkripsi sejarah berawal dari kegiatan kecil layaknya kita menulis kecil-kecilan seperti ini. Beliau ingin mengabadikan apa yang terjadi sekarang dengan tulisannya dan kelak akan bisa memberitahu generasi selanjutnya di masa depan mengenai sejarah zaman sekarang. Tujuannya yaitu mencari kebenaran sehingga tidak ada distorsi-distorsi sejarah seperti zaman-zaman dahulu.
  • Tujuan secara politis. Mimpi besar beliau adalah jika tulisannya di media massa dapat mengubah kebijakan politik menuju arah yang lebih baik. Hal ini bukan tidak mungkin. Dengan menulis, opini publik akan terbangun sehingga kita tidak sendirian dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah. Akan ada publik yang “teracuni” oleh tulisan-tulisannya dan siap membantu untuk mengubah kebijakan politik menjadi lebih baik.

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum Anda menulis. Yaitu:

  • Menulis adalah 80% kerja keras dan 20 % inspiration. Jangan memedulikan tulisan tersebut dimuat atau tidak, yang penting teruslah menulis sampai redaksinya bosan menerima tulisan kita sehingga ketika kita mengirim tulisan, langsung dapat dimuat di koran. Menulis harus dilatih karena tulisan kita sebelumnya akan berbeda dengan tulisan kita sekarang ini. Lalu juga jangan lupa untuk selalu membaca artikel orang sebagai bahan bandingan. Hal ini dapat mengembangkan tulisan kita sehingga tulisan kita semakin berkualitas.
  • Ketahui yang ingin kita tulis. Ikuti perkembangan berita yang sedang terjadi sekarang-sekarang ini. Juga jangan lupa bahwa menulis dikaitkan dengan bidang kajian yang kita pahami. Jangan sampai background kita teknik perminyakan, tetapi menulis tentang kedokteran.
  •  Jangan menggunakan bahasa dewa. Kita harus tahu siapa yang membaca tulisan kita. apakah tulisan tersebut ditujukan untuk umum atau bukan. Lalu usahakan tulisan kita dapat dimengerti oleh orang-orang semua kalangan.
  • Fokus pada yang ingin ditulis. Jika kita menulis, usahakan agar fokus terhadap topik. Jangan sampai melebar kemana-mana sehingga alur tulisan menjadi kacau.

Struktur menulis,

  • Opening (pembukaan). Kita harus membuka sesuatu dengan tulisan yang penting sehingga menjadikan orang tidak malas untuk membacanya. Opening juga memperngaruhi tulisan kita berikutnya. Interest publik biasanya terbentuk ketika membaca opening yang Anda buat.
  • The body (isi), isinya tentang 5W1H  yaitu what, who, when, where, why, dan how. Artinya tulisan kita harus mencangkup apakah kejadian yang sebenarnya terjadi(what), siapa saja yang terlibat(who), kapan kejadian tersebut terjadi(when), dimana lokasi TKP-nya(where), mengapa sampai bisa terjadi yang seperti itu(why), dan bagaimana penanganan tentang kejadian itu selanjutnya (how).
  • Kesimpulan. Di bagian ini, Anda dapat menarik kesimpulan tentang tulisan yang Anda buat.


Berikut tips-tips dari beliau agar tulisan yang kita buat dapat “tembus” di media massa.

  • News hook. Artinya tulisan yang Anda buat jangan sampai dibilang kadaluarsa. Kita harus mengikuti perkembangan berita.
  • Memaksilmalkan penggunaan poin penting pada awal tulisan. Jadi semakin kita menulis, permasalahan semakin mengerucut (seperti piramida terbalik).
  • Paragraf yang dibuat jangan terlalu panjang. Sesuaikanlah dengan kriteria pada rubrik opini, features news, atau lain sebagainya.
  • Tulisan kita jangan sampai dibuat subjektif. Artinya walaupun itu rubrik opini, tapi kalau terlalu subjektif (apalagi bertentangan dengan idealisme media tersebut), maka jangan harap tulisan Anda dimuat di media.
  • Jangan menggunakan bahasa sastra. Tulisan yang biasa ada di media merupakan tulisan yang dibuat dalam bahasa berita yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
  • Ingat struktur dasar menulis berita, yaitu 5W1H.
  • Bentuk ekstensi yang digunakan dalam tulisan yang Anda buat sebaiknya jangan menggunakan ekstensi .doc atau .docx. lebih baik kita gunakan ekstensi .rtf (rich text format). Hal ini karena ada beberapa media yang tidak menerima jika software yang digunakan adalah software bajakan, apalagi kita sebagai kalangan pelajar/mahasiswa yang sering dicap sebagai pengguna software bajakan. Jika kita menggunakan format .rtf, probabilitasnya tinggi untuk diterima di media karena .rtf merupakan software bawaan windows. Akan tetapi bagaimana kalau windows-nya bajakan? Silakan pikirkan sendiri.
  • Kita harus tahu idealisme media yang akan kita kirimi tulisan. Sebagai contoh, koran Kompas bersifat moderat. Oleh karena itu, jika teman-teman mengirimkan tulisan ke koran-tersebut, maka isi tulisannya harus berisfat moderat. Lalu harian The Jakarta Post, harian ini biasanya mengikuti perkembangan berita dari harian Amerika The New York Times. Lalu The Jakarta Post juga suka memuat tulisan yang tentang isu sosial di masyarakat, tentang Islam, tentang tayangan di media elektronik, dan lain-lain.
  • Jangan sekali-kali mengirim satu artikel ke dua media dalam waktu bersamaan. Jika Anda ketahuan melakukan hal tersebut, jangan harap artikel Anda selanjutnya diterima oleh redaksi. Kedua media tersebut akan memblacklist Anda jika suatu saat Anda mengirim artikel kembali. 

Demikian semoga bermanfaat.

Ditulis oleh Iwan Nurfahrudin
acara sharing alumni PPSDMS regional 2 Bandung
Senin, 6 Desember 2010, 5.00 - 6.00 WIB

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
Posting Komentar