Laman

Jumat, 19 Agustus 2011

Amanah Kita Lebih Banyak dari Waktu yang Tersedia?

Setelah vakum menulis di blog selama beberapa bulan, akhirnya tepat sesaat sebelum 10 malam terakhir di bulan Ramadhan 1432 H, saya mendapat inspirasi "liar" untuk kembali meramaikan dunia blogging dan berbagi kepada semua kalangan tentang apa yang bisa dibagikan.

Berawal dari membaca buku, saya teringat suatu kalimat yang sering diucapkan ketika saya berada di asrama PPSDMS dulu, yaitu "Amanah kita lebih banyak dari waktu yang tersedia, oleh karena itu bantulah saudaramu untuk menyelesaikan amanahnya". Setelah searching di mbah google, akhirnya saya mengetahui bahwa kata-kata tersebut ternyata berasal dari 10 wasiat Hasan Al-Banna.

Kalau dipikir-pikir secara logika, kalimat tersebut agak aneh karena jika benar amanah kita lebih banyak dari waktu yang tersedia, kenapa kita masih sempat membantu pekerjaan orang lain? Bukankah kita sudah kewalahan dengan amanah kita sendiri?

Akan saya analogikan dengan logika liar pernyataan di atas. Memang secara matematis, jika kita mempunyai angka 4, kita tidak akan mungkin menguranginya dengan angka 5 atau angka lain yang lebih besar untuk mendapatkan hasil lebih dari 1. Ada juga pepatah yang mengatakan, jangan besar pasak daripada tiang. Dan memang dalam kenyataannya, pasak selalu lebih kecil daripada tiang. Artinya kita tidak akan mungkin bisa memberikan sesuatu yang lebih dari apa yang kita punyai. Analogi matematis di atas mungkin tidak bisa menjawab masalah ini.

Setelah berbincang-bincang dengan beberapa aktivis yang kini alumni, akhirnya saya dapat jawabannya. Memang amanah kita sangat banyak sehingga waktu yang tersedia pun tidak cukup untuk menyelesaikan semua amanah tersebut. Tetapi kalau kita saling membantu, maka amanah tersebut akan dapat diselesaikan. Contoh konkritnya adalah mereka yang sudah menikah. Kembali kita melakukan perhitungan. Sebelum menikah, sang ikhwan mengeluarkan 600 ribu rupiah setiap bulan untuk biaya hidupnya, sedangkan sang akhwat mengeluarkan 750 ribu rupiah setiap bulan untuk biaya hidupnya. Setelah mereka menikah, ternyata hasil 1+1 tidak sama dengan 2. Pengeluaran biaya hidup mereka berdua tidak mencapai 1.350 ribu, melainkan hanya 800-900 ribuan setiap bulannya. Ini terjadi karena mereka saling bekerja sama dan saling membantu menyelesaikan pekerjaannya.

Mungkin dari logika liar tersebut dapat menjelaskan tentang persoalan di atas. Hal ini membuktikan bahwa membantu amanah atau pekerjaan saudaranya seiman dapat mengefisienkan waktu sehingga pekerjaan tersebut dapat segera terselesaikan. Selain itu, frekuensi silaturahim kepada saudara kita akan semakin sering sehingga tahapan-tahapan ukhuwah akan menjadi sempurna. Allah juga menyukai jika hamba-hambanya berjuang rapi seperti bangunan yang tersusun kokoh.

Memang amanah kita lebih banyak dari waktu yang tersedia, tetapi jika kita bisa membantu saudara kita, maka amanah itu pun akan segera terselesaikan. Bukankah burung bangau yang bermigrasi secara bergerombol dapat menempuh jarak berkali-kali lipat daripada seekor burung yang bermigrasi sendirian?

Wallahu a'lam

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
Posting Komentar