Catatan Kajian Ba’da Dhuhur
Pemateri Ust Andri Mulyadi
Selasa, 7 Desember 2010 pukul 12.10 s.d. 12.30 WIB
Di Masjid Salman ITB
Mudahkanlah bagi orang-orang yang ingin belajar dan mencari Ilmu. Rasulullah mengajarkan adab-adab dalam menyebarkan ilmu kepada para sahabatnya agar ilmu yang disebarkan dapat memberikan pelajaran dengan baik. Di dalam hadits,
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي الْأَيَّامِ كَرَاهَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
“Dari Ibnu Mas’ud berkata; bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan kami dengan suatu pelajaran tentang hari-hari yang sulit yang akan dihadapi” (H.R. Bukhari, kitab ilmu, hadits no.66). Ustadz menjelaskan bahwa dalam hadits tersebut Rasulullah memberikan pengajaran yang baik. Ketika menghadapi permasalahan yang sulit, maka Rasulullah memperingatkan kami. Dalam hal ini adalah Rasulullah memberikan ilmu untuk mengatasi kesulitan tersebut. hal ini sama dengan kehidupan kita sehari-hari. Kunci agar dapat memberikan pertolongan kepada orang lain dalam konteks ini adalah mudahkanlah. Oleh karena itu, dalam Qur’an surah Al ‘Ashr (103) : 3 yaitu saling nasihat menasihati.
Kemudian dalam hadits kedua,
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
“Dari Anas bin Malik dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: permudahkanlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari” (H.R. Bukhari, kitab ilmu, hadits no.67). Isi di dalam hadits tersebut mempertegas bahwa ketika ada yang mengalami kesusahan (dalam mencari ilmu), maka mudahkanlah dan jangan mempersulit. Bukakanlah pintu kemudahan kepada mereka agar hidup ini terasa saling memudahkan. Lalu poin satu lagi dalam hadits tersebut adalah permudahkan dan berikan kabar gembira. Jika ada orang-orang kesulitan, maka berikanlah kabar gembira. Juga jangan membuat orang-orang lari karena kita bukannya memberi solusi, tetapi malah mempersulit dan menakut-nakuti. Sama seperti ketika kita melihat teman yang hendak mengikuti ujian dan teman kita merasa belum bisa mengerjakan dan belum menguasai materi. Maka yang harus kita lakukan adalah permudahkanlah. Artinya selama kita masih bisa, maka ajarkanlah. Lalu berikanlah kabar gembira. Misalnya ujian yang akan dihadapi mempunyai soal yang mirip dengan ujian tahun yang lalu, dan lain sebagainya.
Ketiga adalah mengenai orang-orang yang menyediakan hari-hari khusus dengan para ahli ilmu. Tatkala kita kuliah, sekolah, belajar, dan libur, sebenarnya kita sudah mengikuti jejak dan cara Rasulullah karena Rasulullah selalu menyediakan waktu khusus untuk mencari dan mengajarkan Ilmu. Rasulullah khawatir ketika kita belajar di setiap saat tanpa henti, maka kita akan meninggalkannya karena merasa bosan. Seperti yang dikatakan dalam hadits,
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُذَكِّرُ النَّاسَ فِي كُلِّ خَمِيسٍ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ لَوَدِدْتُ أَنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
“Dari Abu Wa’il berkata, bahwa Abdullah memberi pelajaran kepada orang-orang setiap hari Kamis, kemudian seseorang berkata: ‘Wahai Abu Abdurrahman, sungguh aku ingin kalau Anda memberi pelajaran kepada kami setiap hari’ dia berkata: Sungguh aku enggan melakukannya karena aku takut membuat kalian bosan, dan aku ingin memberi pelajaran kepada Nabi sebagaimana Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran kepada kami karena khawatir kebosanan akan menimpa kami” (H.R. Bukhari, kitab ilmu, hadits no.68). oleh karena itu, Ra’sul berpesan bahwa ketika belajar, maka harus ada waktu untuk istirahat karena belajar sepanjang waktu akan membuat kita merasa bosan. Ra’sul juga menyeru kepada kita agar membuat target ketika belajar. Man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapat hasilnya. Tiga pokok dalam bahasan kali ini adalah:
- Permudahkan
- Berikan kabar gembira
- Punya target
Janganlah pasrah dengan keadaan. Janganlah kita berhenti mencari ilmu hanya karena kita tidak dapat menguasai materinya. Yakinlah bahwa materi yang susah tersebut suatu saat akan kita kuasai dengan baik. Karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan dan sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
Penulis : Iwan Nurfahrudin
Dari kajian ba’da dhuhur Masjid Salman ITB